Sayang Banget! 7 Karya Anak Bangsa ini Kurang dapat Perhatian di Negeri Sendiri

18 December 2016

Indonesia merupakan negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 255 juta orang. Dengan jumlah sumber daya manusia yang melimpah, banyak karya yang lahir dari kreativitas anak bangsa. Namun, sayangnya, tak sedikit dari mereka yang kurang "diakui". Kurang mendapatkan apresiasi dari pemerintah dan masyarakat Indonesia itu sendiri. Pemerintah pun dianggap kurang peka terhadap kreativitas, kecerdasan dan kejeniusan anak bangsa. Dalam beberapa kasus ada anak bangsa yang nekad. Mereka mampu berkreasi di level yang tinggi. Hanya saja, kenekadan itu justru dihargai di negeri tetangga. Berikut 7 karya anak bangsa yang kurang mendapat perhatian di Indonesia.     

 

1. Mobil Esemka

hayakukeren.blogspot.com

Kamu pasti pernah denger kan tentang mobil Esemka?  Mobil ini merupakan buatan anak-anak Indonesia yang masih berusia 16–17 tahun dari SMK 1 Singosari, Malang. Mobil Esemka yang diciptakan sebagai cikal bakal kemajuan teknologi Indonesia di bidang transportasi, memiliki lima jenis varian yaitu SUV, pick-up double cabin, sedan, pick-up single cabin, dan van. Namun, sekarang sudah tidak ada kabar mengenai mobil karya anak bangsa ini.   

2. Pesawat Gatot Kaca (N-250)

detik.com

Dua puluh satu tahun silam, negara kita pernah menikmati kejayaan sebagai salah satu produsen pesawat terbang dengan lahirnya N-250. Tepatnya pada 1995, pesawat canggih nan perkasa berhasil mengangkasa dengan gagahnya. Namun, sayangnya saat itu Indonesia mengalami keterpurukan akibat dipaksa International Monetary Fund (IMF) menghentikan produksi pesawatnya, PT Dirgantara Indonesia (DI), juga karena alasan situasi politik bangsa.

3. Mobil Timor

olx.co.id

Mungkin di antara kamu ada yang pernah liat mobil ini di jalanan, walaupun jumlahnya sudah sangat sedikit, namun mobil ini sempat booming pada zamannya. Sayangnya, pada 1997, produksi Timor dihentikan karena krisis moneter dan juga lengsernya Presiden Soeharto dari kursi kepemimpinannya.

4. Battle of Surabaya (Animasi)


duniaku.net

Aryanto merupakan seorang sutradara muda yang membuat film animasi Indonesia besutan MSV Pictures yaitu Battle of Surabaya. Film ini menceritakan tentang sejarah perjuangan arek-arek Surabaya ketika pertempuran 10 November 1945. Pada awalnya, film yang kurang lebih menghabiskan biaya produksi sekitar 15 milyar rupiah ini kurang begitu mendapat tempat di negeri sendiri.

5. Mobil Selo (tenaga listrik)

forum.liputan6.com

Mobil sport yang selintas mirip Lamborghini merupakan karya anak bangsa lho! Namun sayangnya, pemerintah Indonesia menganggap penemuan mobil Selo tidak ramah lingkungan, justru pemerintah Malaysia tertarik untuk mengembangkan lebih lanjut produk temuan Selo ini.

6. Alat terapi kanker

satujam.com

Awal mulanya, alat ini diciptakan untuk menyembuhkan kanker payudara stadium 4 yang dialami sang kakak. Dalam waktu beberapa bulan setelah pemakaian alat tersebut, hasil tes laboratorium menyatakan bahwa sang kakak dinyatakan bersih dari sel kanker yang hampir merenggut nyawanya. Sayangnya, ketika dia ingin mengembangkan dan memasarkan produknya di Indonesia, dia tidak mendapatkan kejelasan perihal izin edar dari lembaga kesehatan Indonesia. 

7. Laptop Axioo

ariefew.com

Baru tau kan kalau ternyata laptop Axioo merupakan karya orang Indonesia? Nah, selain laptop, Axioo juga menciptakan komputer, smartphone, dan tablet. Namun sayangnya, produk ini masih kurang dilirik di negara sendiri, masih kalah laris sama produk apel yang kegigit separuh.

Itulah 7 karya anak bangsa yang kurang diminati di negara kita sendiri. Sedih memang, produk-produk luar masih lebih diagung-agungkan di negara kita. Namun, perlu diingat bahwa Indonesia memiliki segudang talenta yang tak kalah hebat dari mana pun dan hal tersebut sudah cukup terbukti, bahkan produk atau karya mereka sangat popular di negara luar. Kalau bukan kita yang bangga dengan produk lokal, siapa lagi?

Sumber: https://www.yukepo.com/life/sayang-banget-7-karya-anak-bangsa-ini-kurang-dapat-perhatian-di-negeri-sendiri